KONSEP SEHAT SAKIT DALAM PERSEPEKTIF ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam
merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk
mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh
yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada
Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Dalam perjalanan hidupnya
didunia, manusia menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit atau mati.
Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling
bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong
sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang selalu
melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia
memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap
sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai
beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang
beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu
menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada
hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
(Q.S. Shaad : 27)
I.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang
dimaksud dengan sehat dan sakit secara medis?
2.Bagaimana
konsep sehat menurut islam ?
3.Upaya apa yang harus
kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan menurut agama islam?
I.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengkaji tentang konsep
sehat sakit secara medis
2.
Mengkaji tentang konsep
sehat sakit berdasarakan agama islam
3. Memberikan
informasi tentang upaya-upaya mempertahankan kesehatan menurut agama islam
I.4
Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini, antara
lain:
Ø
Bagi pembaca :
1.
Memberika informasi tentang konsep sehat
sakit secara umum
2.
Memberikan
informasi tentang konsep sehat sakit menurut agama islam
3.
Memberikan
informasi tentang upaya-upaya mempertahankan kesehatan
menurut agama islam
Ø
Bagi penulis :
1.
Melatih dalam menyusun makalah.
2.
Memotivasi untuk menyusun makalah selanjutnya yang lebih
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi konsep sehat
sakit secara medis
Sehat merupakan sebuah keadaan yang
tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa
suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).UU
No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya. Kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu
keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan
penyakit) dan eksternal(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari
sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.
Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman.
Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi
secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah
seperti itu.Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I
Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah
diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga
dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang
N0. 23 Tahun 1992,kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental
(jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan
kesehatan menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang
lebih luas dandinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya.
Pengertian Sakit - Setelah kemarin kita mengetahui akan pengertian sehat maka kali ini akan memposting berkaitan dengan hal yang disebut dengan pengertian sakit. Langsung saja menuju kepada apa yang disebut dengan pengertian sakit
ini.
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
- Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut Pemons, 1972)
- Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
- Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
2.2
Definisi konsep sehat sakit menurut agama islam
A.
Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu
menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang
menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit
merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat/kesembuhan?
Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak
dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
B.
Sehat dan Sakit Pandangan al-Quran
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (٨٣) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ
مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ
عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (٨٤)
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya:
“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah”. (QS
al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa
penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati
dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang
dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir
dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya
Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka
buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam
menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila
Allah menakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah
menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (٧٨) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي
وَيَسْقِينِ (٧٩) وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
(٨٠) وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ (٧۱) وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن
يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ (٨۲)
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang
memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan
mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan
akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82)
1.
Konsep Sehat
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat
al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap
kesehatan manusia. Nabi Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan
kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa
syukur.
Firman
Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
“sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini
adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah
s.a.w. bersabda:
نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.
“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh
kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu
Abbas)
Kesehatan
Dalam Perspektif Islam
“Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maa'idah, 5: 3).
Islam memiliki
perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai
agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
''Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang
beriman'' (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Beberapa
Hadist yang berkaitan dengan kesehatan
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah Allah
menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
2. Dari Ibnu Mas’ud
radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya
dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu
Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.
Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth
atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)
3. Penegasan
Rasulullahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
4. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau
berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan
membaca:
“Ya
Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah,
Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau,
sebuah kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).
5.
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia
bacakan di sisinya sebanyak tujuh kali:
“Aku
memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga
menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR.
Abu Dawud, At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)
6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash
radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
“Ya
Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah
Sa’d.”(HR. Muslim)
7. Hadits Abdullah bin
Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
“Tidaklah
seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan
daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
2.
Konsep Sakit
Di
hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki
kedudukan yang sangat mulia.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ
وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى
الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا
كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan
keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan
bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya”. (Hadis
Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia
bersabar dan berikhtiar dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya.
وَمَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ
كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit
kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya
(dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari
Abdullah bin Mas’ud)Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan
kepada manusia juga pasti ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada
hamba-Nya adalah sebagai ujian dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang
benar-benar beriman. Firman Allah SWT :
Artinya
: 214- Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Q.S. Al Baqarah : 214)
Demikianlah
Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan. Dia
menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan mengetahui
keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah SWT juga
akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka
bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.
Amat banyak
orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara tidak sadar ia
menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai malapetaka atau
kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang yang tatkala
ditimpa penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan berburuk sangka
kepada Allah SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah SWT, merasa bahwa
dengan sakitnya itu Allah bersikap tidak adil, sehingga ia tidak lagi
menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya sebagai hamba Allah. Padahal di waktu
sehat, ia selalu mengucapkan dalam salatnya :
Artinya
: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam" (Q.S. Al An'am : 162).
Dalam pandangan Islam, penyakit
merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji
keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala, ampunan dan akan
mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah meriwayatkan, bahwa
Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah yang menimpa diri seorang
muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya karena
tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari)
Sabda Rasulullah SAW :
وإن الله تعالى أذا أحب قوما
ابتلاهم فمن رضي فله الرضاومن فله السخط
(رواه ابن ماجه و الترمذى)
Artinya
: Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh
keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh
kemurkaan Allah SWT. (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi)
Dalam hadist lain Rasulullah SAW
bersabda :
عن ابي هريرة رضي الله عنه
: عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما يصيب المسلم من نصب ولا هم ولا حزن ولا أذى
ولاغم حتى شوكة يشاكها إلا :فر الله بها خطاياه (رواه البخارى و مسلم)
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a.
Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah,
kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya kecuali Allah
SWT hapuskan akan dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim).Allah SWT
menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia terhadap
rahmat-rahmat yang telah diberikan-Nya. Allah SWT memberikan penyakit agar
setiap insan dapat menyadari bahwa selama ini dia telah diberi rahmat sehat
yang begitu banyak. Namun kesehatan yang dimilikinya itu sering kali di
abaikan, bahkan mungkin disia-siakan. Padahal ia mempunyai harga yang sangat
bernilai tiada tolak ukur dan bandingannya.Disamping itu, sakit juga digunakan
oleh Allah SWT untuk memperingatkan manusia atas segala dosa-dosa dan perbuatan
jahatnya selama hidup di dunia. Kalau dahulu seorang insan yang banyak berbuat
kesalahan tidak berfikir tentang dosa dan pahala, maka disaat sakit biasanya
manusia teringat akan dosa-dosanya sehingga ia berusaha untuk bertaubat dan
memohon ampunan kepada Allah SWT.
2. 3 Upaya-upaya mempertahankan
kesehatan menurut agama islam
Beberapa contoh pengobatan Nabawi
(pengobatan dalam islam pada zaman Rasullulah SAW)
1.
Pengobatan dengan meminum madu.
Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut lebah:
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An-Nahl:69)
Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan dalam hadits berikut ini:
Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan dalam hadits berikut ini:
“Ada seseorang
menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian
orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang
itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya
(namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha
benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu
meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari no. 5684 dan
Muslim no. 5731)
2.
Pengobatan dengan habbah sauda` (jintan hitam)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali
dari penyakit as-samu”. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: “Apakah
as-samu itu?” Beliau menjawab: “Kematian.” (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim
no. 5727)
Jinten
hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam bahasa
Persia, disebut juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga dengan biji
al Barakah. Dari biji ini bisa dibuat minyak yang berkhasiat mengobati batuk,
membantu pencernaan, menghilangkan masuk angin dan sejenisnya. Namun saat ini,
biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil. Imam Ibnu Qayyim al
Jauziyah berkata, “Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda
Nabi, ‘obat dari segala jenis penyakit’, seperti firman Allah, ‘Menghancurkan
segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya’, yakni segala sesuatu yang bisa
hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat
mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai
penyakit panas karena faktor temporal” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu
‘alaiHi wa sallam, hal. 365)
3.
Pengobatan dengan meminum susu dan air kencing unta
Anas radhiallahu 'anhu menceritakan: “Ada sekelompok orang ‘Urainah dari
penduduk Hijaz menderita sakit (karena kelaparan atau keletihan). Mereka
berkata: ‘Wahai Rasulullah, berilah tempat kepada kami dan berilah kami makan.’
Ketika telah sehat, mereka berkata: ‘Sesungguhnya udara kota Madinah tidak
cocok bagi kami (hingga kami menderita sakit).’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam pun menempatkan mereka di Harrah, di dekat tempat pemeliharaan
unta-unta beliau (yang berjumlah 3-30 ekor). Beliau berkata: ‘Minumlah dari
susu dan kencing unta-unta itu.’Tatkala mereka telah sehat, mereka justru
membunuh penggembala unta-unta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (setelah
sebelumnya mereka mencungkil matanya) dan menggiring unta-unta tersebut (dalam
keadaan mereka juga murtad dari Islam). Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun
mengirim utusan untuk mengejar mereka, hingga mereka tertangkap dan diberi
hukuman dengan dipotong tangan dan kaki-kaki mereka serta dicungkil mata
mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 5685, 5686 dan Muslim no. 4329)
4.
Pengobatan dengan berbekam (hijamah)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma mengabarkan:
Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma mengabarkan:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbekam pada bagian
kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena
sakit pada sebagian kepalanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5701)
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
“Obat/kesembuhan itu
(antara lain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu, berbekam dan dengan
kay, namun aku melarang umatku dari kay.”11 (HR.Al-Bukhari.No.5680)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengikuti
jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat Islam.
Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Pengobatan yang dilakukan Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a
atau pengobatan dengan menggunakan wahyu-wahyu Ilahi yang lebih dikenal dengan
istilah do’a-do’a ma-tsur yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW yang
shahih. Kedua menggunakan obat-obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan.
Dan ketiga adalah menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut.
Allah berfirman:
”Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Kemudian dalam penegasan Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam;
Kemudian dalam penegasan Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam;
“Sesungguhnya Allah telah
menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap
penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang
haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu).
Dalam sebuah hadist
disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat yaitu madu dan Al
Qur’an”. Dari hadist tersebut madu merupakan lambang atau perwakilan dari
obat-obat tradisional yang ada di bumi dan kita sebagai manusia yang diberikan
akal sehat harus dapat menggali obat-obat tradisional yang banyak terdapat di
muka bumi ini, bahkan letaknya tidak jauh dari sekitar kehidupan kita.
III.2
Saran
“Sesungguhnya
Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (Al Ahzab : 21)
Dalam sejarah Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sehat luar biasa, hampir
tidak pernah terganggu sakit yang serius kecuali saat menjelang ajal beliau.
Dengan bekal sehat itulah maka beliau lalu bisa maksimal pula melakukan
kegiatan pribadi, berkeluarga, dan melakukan tugas sosial-kenegaraan, termasuk
berjuang menyebarkan dan membela Agama Islam. Meneladani Kepribadian
Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini beberapa poin prinsip cara
hidup Nabi yang secara rasional bisa menjelaskan mengapa beliau memiliki
kesehatan yang begitu luar biasa,
1. Memantapkan keimanan-ketaqwaan
pada Allah swt. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepadaNya kita
memohon pertolongan. Umat harus bekerja keras namun ujung dari kerja itu adalah
tawakkal pada kehendak Allah. Keimanan-ketaqwaan seperti ini akan membuat hati
tenang-tenteram, tidak gelisah dan terlanda ketakutan. Di sinilah makna janji
Allah yang banyak terkandung dalam al Qur’an: ‘Barang siapa yang benar-benar
beriman dan beramal shaleh maka akan memperoleh berkah dari Allah dan hatinya
akan terhindarkan dari rasa ketakutan dan kekecewaan’. Hati menjadi nyaman dan
bahagia. Dari sisi Ilmu Kedokteran sudah terbukti bahwa jiwa yang gelisah
merupakan ‘stessor’ yang menginduksi produksi melimpah berbagai hormon yang
memberi efek negatif bila berlebihan, seperti adrenalin dan kortisol.
2. Ibadah mahdhah yang dilakukan Nabi secara intensif ternyata memiliki banyak peranan dalam menyehatkan tubuh manusia. Rahasia Shalat yang telah terungkap antara lain membantu proses pelancaran aliran darah untuk menjangkau ke organ otak, bagian yang paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak manusia memang ada area yang penyaluran aliran darah ke sana amat minim dan baru bisa maksimal jika melakukan gerak sujud. Dengan sujud maka otak akan memperoleh asupan makanan yang baik via aliran darah sehingga fungsinya makin optimal. Puasa jelas memiliki peran besar pada berbagai organ, dan yang mutahir diberitakan adalah terjadinya produksi sitokin melatonin yang membuat orang menjadi semakin baik kekebalannya, tidur lebih nyaman, dan memperkecil resiko terkena kangker. Justru usus yang tidak kenyanglah yang akan memproduksi sitokin itu secara baik. Dzikir mengucapkan Kalimah Toyyibah diketahui akan membuat saluran pernapasan terbuka secara maksimal sehingga lebih memperlancar aliran udara ke dalam paru-paru manusia sehingga membantu proses oksigenisasi.
2. Ibadah mahdhah yang dilakukan Nabi secara intensif ternyata memiliki banyak peranan dalam menyehatkan tubuh manusia. Rahasia Shalat yang telah terungkap antara lain membantu proses pelancaran aliran darah untuk menjangkau ke organ otak, bagian yang paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak manusia memang ada area yang penyaluran aliran darah ke sana amat minim dan baru bisa maksimal jika melakukan gerak sujud. Dengan sujud maka otak akan memperoleh asupan makanan yang baik via aliran darah sehingga fungsinya makin optimal. Puasa jelas memiliki peran besar pada berbagai organ, dan yang mutahir diberitakan adalah terjadinya produksi sitokin melatonin yang membuat orang menjadi semakin baik kekebalannya, tidur lebih nyaman, dan memperkecil resiko terkena kangker. Justru usus yang tidak kenyanglah yang akan memproduksi sitokin itu secara baik. Dzikir mengucapkan Kalimah Toyyibah diketahui akan membuat saluran pernapasan terbuka secara maksimal sehingga lebih memperlancar aliran udara ke dalam paru-paru manusia sehingga membantu proses oksigenisasi.
3. Dalam al Qur’an
banyak sekali memberi petunjuk tentang cara makan-minum. Makanan manusia
haruslah yang halal dan baik, juga dilarang minum ‘khamr’ yang memabukkan.
Makan minum juga tidak boleh berlebihan. Banyak makanan-minuman yang ternyata
menjadi sumber penyakit, apakah penyakit infeksi oleh kuman dan virus, maupun
oleh bahan kandungan makanan-minuman itu sendiri yang ternyata berperan sebagai
racun untuk tubuh manusia. Kajian terbaru juga menyebutkan bahwa protein babi
memberi efek tidak baik pada perkembangan karakter manusia selain dalam daging
babi sering mengandung telur cacing pita. Darah yang diharamkan dalam Islam
juga bisa banyak mengandung bahan berbahaya, demikian pula untuk bangkai binatang.
4. Perilaku Rasulullah
dalam kegiatan fisik sehari-hari juga jelas menunjukkan tauladan hidup sehat.
Dalam al Qur’an ditegaskan bahwamalam hari itu untuk istirahat dan siang hari
untuk bekerja. Rasulullah jugameninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat sesuai
perintah al Qur’an. Beliau selalu aktif bekerja tidak kenal lelah, termasuk
berbelanja di pasar atau menjahid baju sendiri yang robek. Beliau berperang,
memimpin rapat, bermusyawarah, berkunjung, menerima tamu dsb. Beliau jelas
orang yang aktif, tidak membuang waktu berharga seperti bermain, begadang, atau
‘nyangkruk’ yang tidak produktif dan merusak kesehatan. Dari tinjauan Ilmu
Kedokteran aktifitas beliau bisa dikatakan terkait dengan melatih-menggerakkan
semua organ tubuhnya, ibaratkan seperti berolahraga intensif saban hari. Hidup
beliau juga senantiasa selalu terpapar matahariyang dalam ilmu kedokteran
semakin disadari pentingnya untuk membantu proses metabolisme kiamiawi
tubuhnya.
5. Al Qur’an juga
memberi tuntunan manusia untuk menjaga lingkungannya, baik kebersihan pribadi
maupun kondisi di sekitar dirinya (lihat surat al Mudatsir, surat kedua yang
turun setelah Iqra’). ‘Kebersihan adalah setengah dari iman’ begitu slogan yang
amat terkenal di tengah masyarakat muslim. Sudahkah umat Islam menjaga kerapian
dan kebersihan lingkungan sekitarnya, mulai dari kamar tidur, rumah, halaman,
ruang kerja, maupun kampung dan kota-desanya? Jika belum maka wajib umat
menjaga kesehatan lingkungannya agar menjadi terhindar dari berbagai ancaman
gangguan kesehatan.
Lima prinsip hidup
sehat cara Nabi sebagaimana yang diuraikan di atas insyaAllah akan bisa membuat
umat Islam memiliki kesehatan yang prima untuk beramal sholeh secara maksimal
yang akan menghantarkannya ke keberhasilan dunia-akherat. Dalam Ilmu Kedokteran
aspek mengobati itu hanya satu komponen saja dari sistem Upaya Penyehatan
Individu dan Masyarakat. Rasulullah malah menekankan pada cara hidup sehat itu
bukan pengobatan penyakitnya. Tidak ada satu ayat dalam al Qur’an yang
memerintahkan cara tertentu untuk mengobati penyakit, kecuali pernyataan umum
seperti ‘madu’ memiliki nilai obat bagi manusia. Juga tidak ditemukan hadits
Rasulullah yang menyatakan obatilah penyakit itu seperti cara saya
mengobatinya. Beliau hanya mengajarkan doa meminta kesembuhan secara umum, atau
menasehatkan bahan tertentu sebagai bahan obat seperti madu, habbatusaudah atau
jintan hitam, susu onta, dan semacamnya. Oleh sebab itu kita juga tidak boleh
berlebihan dalam menggali cara pengobatan pada masa Rasulullah karena kemajuan
Ilmu Kedokteran jelas juga sebagai bagian dari sunnatullah tentang cara
pengobatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/12/tata-cara-pengobatan-rasulullah-shallallahu-%E2%80%98alaihi-wassalam/
http://www.elitha-eri.net/2007/11/21/petunjuk-al-quran-tentang-pengobatan/
http://fuadamsyari.wordpress.com/2010/06/08/hidup-sehat-cara-nabi-vs-pengobatan-ala-nabi-thibbun-nabawi-sebagai-muslim-jangan-lupa-hidup-sehat/
http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam
http://www.elitha-eri.net/2007/11/21/petunjuk-al-quran-tentang-pengobatan/
http://fuadamsyari.wordpress.com/2010/06/08/hidup-sehat-cara-nabi-vs-pengobatan-ala-nabi-thibbun-nabawi-sebagai-muslim-jangan-lupa-hidup-sehat/
http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam